Senin, 14 Mei 2012

Mgr. Jacobus Pessers, SVD


Mgr. Jacobus Pessers, SVD adalah Vikaris Apostolik Pertama di Gereja Timor.  Ia lahir pada tanggal 5 Pebruari 1896 dari keluarga kaya di Tilburg. Ketika beranjak remaja ia masuk seminari SVD di Steijl, kemudian belajar Filsafat dan Teologi, lalu pada tanggal 10 Januari 1922 ditahbiskan menjadi imam SVD, dalam usia 26 tahun 3 bulan. Bulan Februari 1925 ia tiba di Timor. pada tahun 1926  P. Pessers membuka secara resmi stasi Atambua. Tanggal 1 Juni 1937 ia diangkat menjadi Vikaris Apostolik Netherland Timor, tanggal 16 Juni berita pengangkatan itu diterima di Timor, tanggal 11 September 1937 disahkan pemerintah Hindia Belanda, lalu tanggal 28 Oktober 1937 ditahbiskan menjadi uskup.
Sebagai uskup ia harus memutar otak untuk menjaga dan mengembangkan misi Gereja Timor menjadi Gereja yang mandiri dan kuat dalam iman dan financial. Hal yang paling urgen dan sedang ia hadapi saat itu adalah membangun sebuah Katederal sebagai Gereja pusat keuskupan. Ia meminta bantuan kepada keluarganya dan akhirnya keluarga merelakan sebagain hartanya untuk pembangunan Katederal Atambua. Pada masa kepemimpinannya Gereja mengalami hambatan besar ketika Jepang menyerbu wilayah Nusantara dan Timor khususnya pada tahun 1942. Pada waktu itu pemerintah kolonial Jepang, merusak banyak gereja, menghambat evangelisasi, serta menangkap, memenjarakan dan mengusir sejumlah misionaris Belanda. Ketika itu semua misionaris di tawan termasuk Uskup Pessers. Para pastor, Bruder dan suster Eropa diungsikan oleh Jepang, mula-mula di Kefa dan Atambua kemudian semuanya di Atambua lalu ke Sulawesi di suatu tempat perkumpulan. Tiga setengah tahun tidak ada misionaris di Timor. Menyaksikan itu semua, Uskup Jacobus Pessers SVD, Vikaris Apostolik Atambua, merayakan Misa yang secara khusus menyerahkan Gereja Keuskupan Atambua kedalam perlindungan Hati Yesus Yang Mahakudus. Mgr. Jacobus Pessers mewariskan Devosi Sakramen Maha Kudus kepada Gereja dan umat keuskupan Atambua yang sampai sekarang masih terus dijalankan di paroki Katedral Atambua pada setiap hari Kamis sore. Tanggal 17 Agustus Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Saat itu juga pengungsian para misionaris Belanda di Sulawesi berakhir. Bulan Nopember 1945, para misionaris Belanda kembali ke Timor; mula-mula Mgr. Pessers, P. Smit dan P. Bot dengan kapal terbang pada tanggal 1 November, lalu yang lain menyusul kemudian dengan kapal laut. Para pastor, Bruder dan suster misionaris yang baru kembali dari tawanan perang itu kembali bekerja di Stasi masing-masing, membenahi Gereja yang rusak, mencari dan mengumpulkan perlengkapan misa yang masih tersisa, dan menghimpun kembali umat untuk mengikuti kegiatan liturgi seperti awal.
Pertengahan tahun 1957 beliau meminta untuk beristrirahat karena kesehatannya yang semakin menurun. Tanggal  14 Nopember 1957  P. Van den Tillaart diangkat menjadi Vikariat Apostolik Timor. Tanggal 14 Pebruari 1960  Mgr. Pessers berangkat ke Eropa untuk berobat sekaligus Pensiun. Beliau meninggal pada tanggal 3 April 1961 dalam usia 65 tahun 2 bulan.

1 komentar:

  1. Pada tahun 1957, saya berusia 10 tahun. Dari rumah kami di Halilulik, tengah malam dan menjelang pagi, dari jendelanya saya melihat lampu aladin bersinar. Konon katanya beliau dengan mengisi lambungnya yang telah diganti dengan sejenis karet, yang rutin membutuhkan diisi makanan. Lambung beliau rusak ketika ditawang Jepang di Pare pare Sulawesi. Benarkah ceritera ini?

    BalasHapus

Content