Rabu, 12 Oktober 2011

20.000, Umat Gereja Koptik Mangarak Jenasah 17 Umat Koptik


Kairo, Mesir (AsiaNews) – Lebih dari 20.000, orang mengikuti upacara penguburan 17 orang dari 25 orang Kristen Koptik yang terbunuh ketika terjadi pertikaian antara para demonstran dan tentara di Mesir pada tanggal 9 Oktober 2011. Upacara penguburan berlangsung di Katedral Koptik Kairo dimana imam pemimpin upacara menyebut para korban ini sebagai Martir penyelamat Gereja ("martyrs who have saved the Church." ).Sebelum masuk ke Gereja, masa/umat mengarak ke tujubelas jenasa itu sepanjang jalan dari rumah sakit Koptik menuju Katedral di daerah Rameses Abasseya. Dalam pesannya kepada komunitas gereja Koptik, Patriarch Shenouda III mengumumkan tiga hari berkabung dan berdoa untuk keselamatan jiwa para korban.
Aida Mahrous, seorang Kristen Koptik, 42, menyampaikan kepada harian Al-Masry Al-Youm bahwa : "regim berikut akan sama dengan regim sebelumnya. Keadaan politik tidak akan berubah. Untuk mengatasi masalah ini kami perlu menunjukkan bahwa orang-orang Kristen dan orang-orang muslim itu sama, kalau pemerintah tidak korupsi.”
Hari selasa pagi, depertemen hukum dari militer mengadakan investigasi untuk menghukum pimpinan dan anggota militer yang bertanggungjawab terhadap kematian para demonstran terseut. Semua saksi mata mengatakan bahwa militer sangat marah kepada orang-orang Kristen yang BatalTerjemahan Inggris ke Bahasa Indonesia
berkumpul di luar markas besar televisi negara lalu menggilas para demonst dengan roda kendaraan lapis baja. Pertikaian terjadi ketika para geng kriminal dari dae beberapa geng kriminal dari daerah kumuh Kairo menyerang demonstran yang memprotes perusakan sebuah gereja Koptik di Provinsi Aswan.
Sumber-sumber lokal juga menuduh televisi pemerintah menghasut umat Islam untuk memberontak melawan orang-orang Koptik.  Komunitas internasional telah menyatakan penyesalannya atas insiden ini dan meminta militer untuk membuat klarifikasi. Tetapi umat Koptik mengecam Amerika Serikat dan Eropa karena tidak melakukan apa-apa dan meminta kepada pihak pemerintah Eropa untuk menekan rezim militer untuk tidak menekan kaum minoritas.
Kemarin, Sheikh Mohamed Ahmed el-Tayeb, dan Grand Imam Al Azhar mengundang para pemimpin Kristen dan Muslim untuk bertemu supaya mengakhiri insiden antara dua komunitas ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Content