Mgr.
Jacobus Pessers, SVD adalah Vikaris Apostolik Pertama di Gereja Timor. Ia lahir pada tanggal 5 Pebruari 1896 dari
keluarga kaya di Tilburg. Ketika beranjak remaja ia masuk seminari SVD di
Steijl, kemudian belajar Filsafat dan Teologi, lalu pada tanggal 10 Januari
1922 ditahbiskan menjadi imam SVD, dalam usia 26 tahun 3 bulan. Bulan Februari
1925 ia tiba di Timor. pada tahun 1926
P. Pessers membuka secara resmi stasi Atambua. Tanggal 1 Juni 1937 ia
diangkat menjadi Vikaris Apostolik Netherland Timor, tanggal 16 Juni berita
pengangkatan itu diterima di Timor, tanggal 11 September 1937 disahkan
pemerintah Hindia Belanda, lalu tanggal 28 Oktober 1937 ditahbiskan menjadi
uskup.
Sebagai uskup ia harus memutar otak untuk menjaga dan mengembangkan misi
Gereja Timor menjadi Gereja yang mandiri dan kuat dalam iman dan financial. Hal
yang paling urgen dan sedang ia hadapi saat itu adalah membangun sebuah
Katederal sebagai Gereja pusat keuskupan. Ia meminta bantuan kepada keluarganya
dan akhirnya keluarga merelakan sebagain hartanya untuk pembangunan Katederal
Atambua. Pada masa kepemimpinannya Gereja mengalami hambatan besar ketika
Jepang menyerbu wilayah Nusantara dan Timor khususnya pada tahun 1942. Pada waktu itu pemerintah
kolonial Jepang, merusak banyak gereja, menghambat evangelisasi, serta
menangkap, memenjarakan dan mengusir sejumlah misionaris Belanda. Ketika itu
semua misionaris di tawan termasuk Uskup Pessers. Para pastor, Bruder dan
suster Eropa diungsikan oleh Jepang, mula-mula di Kefa dan Atambua kemudian
semuanya di Atambua lalu ke Sulawesi di suatu tempat perkumpulan. Tiga setengah
tahun tidak ada misionaris di Timor. Menyaksikan itu semua, Uskup Jacobus
Pessers SVD, Vikaris Apostolik Atambua, merayakan Misa yang secara khusus
menyerahkan Gereja Keuskupan Atambua kedalam perlindungan Hati Yesus Yang Mahakudus.
Mgr. Jacobus Pessers mewariskan Devosi Sakramen Maha Kudus kepada Gereja dan
umat keuskupan Atambua yang sampai sekarang masih terus dijalankan di paroki
Katedral Atambua pada setiap hari Kamis sore. Tanggal 17 Agustus Indonesia
memproklamirkan kemerdekaannya. Saat itu juga pengungsian para misionaris
Belanda di Sulawesi berakhir. Bulan Nopember 1945, para misionaris Belanda
kembali ke Timor; mula-mula Mgr. Pessers, P. Smit dan P. Bot dengan kapal
terbang pada tanggal 1 November, lalu yang lain menyusul kemudian dengan kapal
laut. Para pastor, Bruder dan suster misionaris yang baru kembali dari tawanan
perang itu kembali bekerja di Stasi masing-masing, membenahi Gereja yang rusak,
mencari dan mengumpulkan perlengkapan misa yang masih tersisa, dan menghimpun
kembali umat untuk mengikuti kegiatan liturgi seperti awal.
Pertengahan
tahun 1957 beliau meminta untuk beristrirahat karena kesehatannya yang semakin
menurun. Tanggal 14 Nopember 1957 P. Van den Tillaart diangkat menjadi Vikariat
Apostolik Timor. Tanggal 14 Pebruari 1960
Mgr. Pessers berangkat ke Eropa untuk berobat sekaligus Pensiun. Beliau
meninggal pada tanggal 3 April 1961 dalam usia 65
tahun 2 bulan.
Pada tahun 1957, saya berusia 10 tahun. Dari rumah kami di Halilulik, tengah malam dan menjelang pagi, dari jendelanya saya melihat lampu aladin bersinar. Konon katanya beliau dengan mengisi lambungnya yang telah diganti dengan sejenis karet, yang rutin membutuhkan diisi makanan. Lambung beliau rusak ketika ditawang Jepang di Pare pare Sulawesi. Benarkah ceritera ini?
BalasHapus