Lahir pada tanggal 3 September tahun
1870 dalam sebuah keluarga kelas menengah di Helmond, Belanda. Tahun 1883 ia bergabung
dan belajar di seminari menengah SVD di Stejl. Walau tempat ini ada di Belanda,
tetapi seluruh hidup lembaga itu bercorak Jerman. Setelah menyelesaikan
Novisiatnya ia melanjutkan belajarnya di filsafat dan Teologi hingga tahbisan
pada tanggal 7 Desember 1893. Tahun berikut setelah tahbisannya ia berangkat ke
Cina dan bekerja di Shantung hingga tahun 1909. Ia bekerja selama 15 tahun di
misi Cina. Tahun 1909 ia diangkat sebagai Rektor pertama seminari SVD di Uden. Tujuan dari lembaga ini adalah untuk melatih para calon imam SVD supaya
bekerja di misi koloni
Belanda.
P. Noyen berkeliling di seluruh negeri Belanda untuk merekrut calon-calon Seminari. Pada tanggal 7
Desember tahun 1912 ia diangkat untuk memimpin misi koloni Belanda di kepulauan
Sunda kecil. Ia tiba di Batavia pada tanggal 4 Januari 1913 dan berlayar ke
Timor bulan itu juga. Tanggal 20 Januari 1913 ia tiba di Timor dan pada saat
yang sama juga P. Vander Putten,SJ meninggalkan Timor. Tanggal 1 Maret 1913,
terjadi acara penyerahan misi geraja Katolik Timor dari Serikat Jesuit yang di
wakili Pastor Mathjisen SJ (pemimpin misi Timor di kala itu) kepada pihak
misionaris Serikat Sabda Allah (SVD = Societas Verbi Divini) yang diwakili
Pater Petrus Noyer SVD. Tanggal 27 Mei 1913, P. A. Mathijsen SJ meninggalkan
Timor sebagai misionaris Jesuit terakhir sesudah dia menyerahkan misi pulau
Timor, bagian Belanda ke dalam tangan tenaga-tenaga Serikat Sabda Allah (SVD).
Tanggal 16 September 1913 Kepulauan Nusa Tenggara dipisahkan Takhta Suci dari
daerah Vikariat Apostolis Nederland Indie, dijadikan daerah Gerejani tersendiri
dengan nama APOSTOLICA PREFEKTURA INSULAE SUNDA MINORES (Perfektur Apostolik Sunda
Kecil), yang meliputi Timor, Lombok, Sumba, Sumbawa, dan Bali. Tanggal 8
Oktober 1913, P. Piet Noyen Noyen SVD diangkat sebagai Prefektur Apostolik Sunda
Kecil yang berkedudukan di Timor: Atapupu, Lahurus, Halilulik. Bulan Februari
1914 P. Frans de Lange dikirim ke Tubaki dan P. Piet Noyen menemaninya selama
tiga minggu pertama. Rencana P. Piet Noyen waktu itu adalah membangun sebuah
perkampungan Kristen yang terpusat di sekolah dan Gereja, yang dibiayai dari
sebuah perkebunan yang akan dikerjakan oleh penduduk setempat dibawah bimbingan
para bruder SVD. Walau permintaan ini kemudian tidak dikabulkan karena terlalu
besar rencana perkebunannya, P. Piet Noyen terus menulis surat permohonan hingga
akhirnya dikabulkan untuk ukuran 36 hektar. Kebun ini bertujuan sebagai pemasok
bahan makanan bagi pos misi dan untuk tujuan pendidikan. Perkebunan yang
dikelola Br. Callixtus Osterholt ini kemudian gagal karena tidak menyediaakan
bibit yang bagus sehingga sampai tahun 1919 pun belum menghasilkan apa-apa.
Tanggal 14 Mei 1915, Mgr. Noyen, pindah secara resmi dari Lahurus ke Ende.
Dengan perpindahan ini maka pusat Perfektur Apostolik Sunda Kecil pun pindah ke
Ndona, Ende. Setelah kedatagannya ke sana, ia memutuskan bahwa Ende harus
menjadi pusat misi utama demi mengekang expansi islam. P. Piet Noyen adalah
seorang yang ambisius dan dinamis. Ia menulis ratusan pucuk surat ke Eropa
meminta lebih banyak personel dan uang. Ia juga bersemangat untuk menjelajahi
wilayah misi yang dipercayakan kepadanya, dari ujung Timor hingga ke Bali. Mgr.Piet
Noyen, SVD meninggal pada tanggal 24
Februari, 1921, tepat pada hari di mana ia hendak
ditahbiska menjadi uskup. Ia meninggal akibat disentri yang
diderita lama sebelumnya.
Piet Noyen adalah seorang arsitek
misi yang besar. Pengalamannya selama 15 tahun bekerja di misi Cina membuatnya pandai
merancang strategi misi yang tepat untuk kepulauan Sunda Kecil. Strategi misi
sebelumnya yang selalu bekerja sama dengan para penguasa tradisional (raja,
fetor dll) dan mendirikan Gereja di pusat kerajaan diubah oleh Piet Noyen. Ia menghendaki
sebuah misi yang berpusat pada kaum muda dan sekolah. Berdasarkan cita-cita ini
maka pusat-pusat misi mulai berpindah dari pusat-pusat kerajaan ke tempat yang
lebih strategis, seperti pusat misi Timor berpindah dari Lahurus ke Halilulik.
Di Ende, Ndona menjadi pusat misi yang baru. Di tempat baru itu pun sekolah
didirikan, sehingga misi mendapat dukungan baik dari para guru maupun para
siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar