Theodorus van den Tillaart lahir pada
tanggal 15 Agustus 1909 di Veghel, Belanda. Katika beranjak remaja ia masuk
Seminari SVD di Steijl dan melanjutkan studi Filsafat dan teologi di . Pada
tanggal 18 Agustus 1935 ia ditahbiskan sebagai imam SVD dalam umur 26 tahun tiga
hari. Bulan Januari 1937 ia tiba di Timor dan membuka stasi Maubesi. Paroki
Maubesi waktu itu sangat luas, meliputi paroki Mamsena, paroki Fatuha’o, paroki
Manamas, paroki Wini dan paroki Mena. Dengan berkuda beliau berkeliling paroki
yang sangat luas itu dan mengenal umat di kampung-kampung yang luas itu. Setelah
beberapa tahun di situ beliau kemudian menjadi Deken TTU sebelum
diangkat
menjadi Vikaris Apostolis Atambua. Pada tanggal 14 Nopember 1957 biliau
diangkat sebagai vicaris Apostolis Atambua. Ketika itu ia berumur 48 tahun 2
bulan. Tanggal 29 Juni 1958 ditahbiskan sebagai uskup dalam usia 48 tahun 9
bulan. Tanggal 3 Januari 1961 ketika berumur 51 tahun 4 bulan ia diangkat
sebagai uskup penuh di wilayah keuskupan Atambua. 3 Pebruari 1984 ia pension dalam
usia 74 tahun 5 bulan. Setelah
penyerahan tugas keuskupan kepada Mgr. Anton Pain Ratu, SVD maka beliau diberi
kesempatan untuk memilih tempat istirahatnya. Ia kemudian memilih tinggal di
Atapupu sebagai uskup titular sekaligus masih aktif melayani umat di sana.
Selain melayani paroki ia juga membantu para pengrajin garam dengan menawarkan
garam-garam para pelaut ke komunitas-komunitas biara yang ada di wilayah
keuskupan Atambua. Sekali dalam seminggu beliau mengantarkan garam-garam petani
ke biara-biara dengan pikupnya. Pada suatu ketika dalam tidur malamnya ia
terjatuh, dan selanjutnya kepalanya sakit terus dan sempat opname di
Rs.Halilulik. Kemudian dirujuk ke Surabaya. Disana ditemukan kanker di Otak.
Setelah beberapa kali berobat dokter akhirnya menganjurkan operasi. Beliau
meninggal beberapa minggu setelah operasi kanker otaknya. Dari Surabaya ia diterbangkan
kembali ke Timor. Dari Kupang hingga Atambua, umat dari Paroki-paroki berbaris di
sepanjang jalan Kupang – Atambua untuk member pengormatan terakhir kepada uskup
kecintaan umat Timor ini. Pada hari pemakanmannya umat berjubel memenuhi kota
Atambua untuk memberi penghormatan terakhir, yang jenasahnya disemayamkan di Kathedral
Atambua. Beliau adalah Gembala yang baik, yang selalu dikenang dihati umatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar